Minggu, 16 Maret 2014

Tentang Kamu dan Rasaku

Insiden semalam cukup membuatku terpukul, sebenarnya hanya peristiwa sederhana. semoga ini bukan pertanda bahwa kamu bukan lagi pria yang ku kenal. aku belum tahu apakah semua perubahanmu hanya karna kamu telah bosan, atau kau telah menemukan wanita lain yang bisa membuatmu nyaman dan utuh.

aku hanya bisa diam, dan mengamatimu dari kejauhan, setelah pertemuan kita yang terakhir dulu, telah menjadi alasanku untuk sedih setiap melewati hari-hari. kita jarang bertemu dan tentu kau tahu jarak kita yang sangat jauh membuat aku dan kamu jarang-jarang bertatap muka ataupun bertegur sapa untuk melewati hari-hari sebelum dimana kita berpisah.selama ini aku selalu mencoba untuk tak bicara, aku mencoba menerima bahwa sekarang kita tak lagi sama. perbedaan itu semakin terasa semenjak kau mulai bercerita tentang wanita-wanita berjilbab yang mencuri perhatianmu sekarang. dan aku bukanlah apa-apa lagi saat itu kamu tak tahu betapa saat itu aku sangat terpukul, dan aku tak tahu kau artikan apa kebersamaan kita selama ini. apa kamu memberi sinyal agar aku harus menjauh dan tak lagi berharap kita bisa sedekat dulu lagi ?.

gara-gara menulis ini, aku mengingat kembali awa perkenalan kita yang manis, yang melupakan jauhnya jarak dan perbedaan ya aku tahu ini semua salahku. setiap mengingat ini, rasanya aku ingin sekali untuk menangis sepuas-puasnya. ku ingat lagi masa-masa itu, saat kamu datang jauh-jauh dari rumahmu dengan berjalan kaki demi menemaniku untuk menyelesaikan tugas seni budayaku.

kali ini aku merasa kau semakin jauh, aku tahu kamupun tak ingin munafik, seorang pria muslim pasti ingin menjadi Iman untuk wanita yang sholat berjamaah bersamanya, memimpin sholat berjamaah dengan buah hati mereka, dan kamu tentu ingin naik haji bersama dengan seorang wanita yang sangat kau sayangi. dan aku tahu itu, sebagai wanita yang pernah hadir dan hanya menjadi bayang-bayang masa lalumu, aku hanya bisa berharap semoga kau selalu bahagia meskipun suatu saat nanti kita benar-benar tak akan pernah bersatu.


(dari perempuan yang selama ini kau anggap, adik)

6 komentar: