Terus melangkah, menikmati yang ada di kanan dan di kiri, mempelajari yang ada di depan, dan menerima yang harusnya ku pasrahkan.
Rabu, 19 Maret 2014
Untukmu Tuhan
Jika aku punya surat untuk seseorang, pastinya aku juga punya surat untukMu, Tuhan.
Terima kasih sudah berikanku hidup hingga detik ini dan mampu menuliskan surat ini untukMu. Kita sudah lama tak saling berpeluk ya. Jujur aku rindu sekali hangat dekapMu dalam sujud malamku. Hangat air mata yang jatuh dibalas dengan sejuk hati yang luar biasa. Benar, aku begitu mencintaiMu…
Ketidakpastian
Akhir-akhir ini aku sulit tidur, selain banyak pikiran dan juga ada beberapa hal yang harus aku kerjakan, dan semua itu mengharuskan aku untuk tidak tidur sampai suara azan shubuh berkumandan di masing-masing kota kita, Membaca dan menulis ya hanya itulah yang bisa kulakukan, disamping membaca pesan singkat yang kau tulis dengan rapi dengan huruf dan tanda baca yang penuh dengan intonasi. dalam jarak sejauh ini tak banyak yang bisa kulakukan selain membaca dan menulis.
kita terus bertahan dan melewati semua yang memang tak pernah kita minta untuk terjadi. seperti takdir dia datang bagai pencuri, tanpa laporan permisi tiba-tiba datang menghapiri. iya ini bukan salahmu hanya salahku. aku dan kamu sudah tahu apa yang harus kita hadapi. lalu pantaskah mengeluh? Tidak. apa kau membaca ketidakyakinan? manusiawi jika memang mempunyai rasatidak yakin, karena seluruh yang terjadi di kolong langit ini memang penuh dengan ketidakpastian.
kita terus bertahan dan melewati semua yang memang tak pernah kita minta untuk terjadi. seperti takdir dia datang bagai pencuri, tanpa laporan permisi tiba-tiba datang menghapiri. iya ini bukan salahmu hanya salahku. aku dan kamu sudah tahu apa yang harus kita hadapi. lalu pantaskah mengeluh? Tidak. apa kau membaca ketidakyakinan? manusiawi jika memang mempunyai rasatidak yakin, karena seluruh yang terjadi di kolong langit ini memang penuh dengan ketidakpastian.
Minggu, 16 Maret 2014
Empat Belas dan Kita
Selamat malam,
seseorang yang menghiasi hari-hariku saat ini, aku menulis ini hanya untuk mengingatkan semua hal yang telah kita lalui bersama-sama. sejak tujuh november dua ribu tiga belas, kamu menyelip dalam ruang hatiku menjadi sosok yang baru yang sangat menarik dari berbagai sisi. Aku hanya ingin kamu tahu, kamu telah menjadi seseorang yang kuhargai keberadaannya, kutunggu pesan singkatnya, dan kurindukan suara entengnya. kamu sudah menjadi teman malamku, sapaan renyah pagiku, dan terik matahari siang yang membakar semangatku.
kita sudah saling tahu sejak enam bulan lalu, saat pesan singkatmu menggetarkan handphoneku untuk pertama kalinya, saat tulisan dengan logat bahasa yang terkadang tak ku mengerti karena kita dibesarkan dari dua kota yang berbeda dan itu memenuhi kontak handphoneku. demi bumi dan langit aku tak ingin membawa hubungan itu ke tempat yang lebih serius. Cukup hanya Teman.
Aku tak pernah berbicara senyaman ini dengan orang asing yang baru kukenal, tapi hampir setiap malam kamu menjadi bagian dalam hari-hariku, jadi tawa yang membawa damai sebelum tidur malamku.terlalu terburu-burukah jika aku mencoba menyebutnya bahwa ini cinta? jika terlalu tergesa-gesa lalu apa namanya perasaan tak ingin melepaskan meskipun ku tahu kamu tak mungkin berada dalam genggaman?
dan kedekatan kita sepertinya bukan lagi hanya sebatas teman. ketika kau berani mengganti "Rika" menjadi "sayang". awalnya semua ini baik-baik saja sampai akhirnya Aku membuka suara bahwa aku tak ingin membawa ini ke hubungan yang lebih serius karna aku belum siap untuk memulai suatu hubungan lagi. dan kau terima pendapat itu dengan lapang dada.
Awalnya, kita memang membuat suatu kesepakatan, namun nampaknya perasaan itu memang tidak bisa lagi utuk disembunyikan, yang membuat aku dan kamu juga ingin melawan dalam ketdakberdayaan kita. Oke kita sepakat untuk tidak membawa hubungan ini ketempat yang lebih serius, tapi aku dan kamu ternyata mematahan komitmen itu. aku dan kamu terlalu gengsi untuk saling terbuka dengan perasaan masing-masing.
setelah lelah dengan keadaan, kamu menyuruhku untuk mencari penggantimu. aku tertawa kencang sekali, lalu setelah tawaku diam kamu berikan alasan, kamu ingin lihat aku bahagia dengan orang lain agar aku bisa melepaskanmu dan melihatku bahagia. aku bingung harus dinamakan apa kedekatan kita yang sama-sama tidak mau menyiptakan penyatuan. buakankah ini lebih menyedihkan jika aku dan kamu hanya bisa tertawa sebenarnya kita sangat tersiksa.
tapi semua nya berubah,hatimu sudah menjadi milikku dan hatiku sudah menjadi milikmu Aku mulai berani melewati banyak hal bersamamu. kita habiskan waktu bersama, dengan langkah yang sama, dan dengan denyut yang tak berbeda yang terdengar begitu seirama.
(untuk yang tak percaya saya mempunyai cinta, mempunyai perasaan, tak mempunyai Rindu, padahal diam-diam dia sudah jadi segalanya dalam kepala)
seseorang yang menghiasi hari-hariku saat ini, aku menulis ini hanya untuk mengingatkan semua hal yang telah kita lalui bersama-sama. sejak tujuh november dua ribu tiga belas, kamu menyelip dalam ruang hatiku menjadi sosok yang baru yang sangat menarik dari berbagai sisi. Aku hanya ingin kamu tahu, kamu telah menjadi seseorang yang kuhargai keberadaannya, kutunggu pesan singkatnya, dan kurindukan suara entengnya. kamu sudah menjadi teman malamku, sapaan renyah pagiku, dan terik matahari siang yang membakar semangatku.
kita sudah saling tahu sejak enam bulan lalu, saat pesan singkatmu menggetarkan handphoneku untuk pertama kalinya, saat tulisan dengan logat bahasa yang terkadang tak ku mengerti karena kita dibesarkan dari dua kota yang berbeda dan itu memenuhi kontak handphoneku. demi bumi dan langit aku tak ingin membawa hubungan itu ke tempat yang lebih serius. Cukup hanya Teman.
Aku tak pernah berbicara senyaman ini dengan orang asing yang baru kukenal, tapi hampir setiap malam kamu menjadi bagian dalam hari-hariku, jadi tawa yang membawa damai sebelum tidur malamku.terlalu terburu-burukah jika aku mencoba menyebutnya bahwa ini cinta? jika terlalu tergesa-gesa lalu apa namanya perasaan tak ingin melepaskan meskipun ku tahu kamu tak mungkin berada dalam genggaman?
dan kedekatan kita sepertinya bukan lagi hanya sebatas teman. ketika kau berani mengganti "Rika" menjadi "sayang". awalnya semua ini baik-baik saja sampai akhirnya Aku membuka suara bahwa aku tak ingin membawa ini ke hubungan yang lebih serius karna aku belum siap untuk memulai suatu hubungan lagi. dan kau terima pendapat itu dengan lapang dada.
Awalnya, kita memang membuat suatu kesepakatan, namun nampaknya perasaan itu memang tidak bisa lagi utuk disembunyikan, yang membuat aku dan kamu juga ingin melawan dalam ketdakberdayaan kita. Oke kita sepakat untuk tidak membawa hubungan ini ketempat yang lebih serius, tapi aku dan kamu ternyata mematahan komitmen itu. aku dan kamu terlalu gengsi untuk saling terbuka dengan perasaan masing-masing.
setelah lelah dengan keadaan, kamu menyuruhku untuk mencari penggantimu. aku tertawa kencang sekali, lalu setelah tawaku diam kamu berikan alasan, kamu ingin lihat aku bahagia dengan orang lain agar aku bisa melepaskanmu dan melihatku bahagia. aku bingung harus dinamakan apa kedekatan kita yang sama-sama tidak mau menyiptakan penyatuan. buakankah ini lebih menyedihkan jika aku dan kamu hanya bisa tertawa sebenarnya kita sangat tersiksa.
tapi semua nya berubah,hatimu sudah menjadi milikku dan hatiku sudah menjadi milikmu Aku mulai berani melewati banyak hal bersamamu. kita habiskan waktu bersama, dengan langkah yang sama, dan dengan denyut yang tak berbeda yang terdengar begitu seirama.
26 November 2013 |
(untuk yang tak percaya saya mempunyai cinta, mempunyai perasaan, tak mempunyai Rindu, padahal diam-diam dia sudah jadi segalanya dalam kepala)
Semua Tak lagi sama
Di ujung malam seperti ini, perempuan pada umumnya sudah berbaring di tempat tidur. menarik selimutnya sampai ke bahu untuk melindungi diri dari kedinginan yang mencekam. ini salahku jika saat ini aku belum mau terpejam, akhir-akhir ini aku selalu sulit untuk tidur, sulitnya pun sama dengan memhami keinginanmu.
saat menulis ini aku habis memperhatikan isi kicauanmu untuk seseorang yang tak ku tahu siapa. seseorang yang tampaknya sudah dapat mengisi kekosongan hatimu, aku menebak-nebak dan karena teka-teki itulah aku menjadi terluka. seharusnya tak perlu ku ketahui rasa keingintahuanku. tak perlu lagi ku cari-cari kabarmu dari sudut dunia maya itu, tempat segala kemesraan bisa terjalin yang tak ku tahu apakah itu nyata atau hanya drama belaka.
saat menulis ini aku habis memperhatikan isi kicauanmu untuk seseorang yang tak ku tahu siapa. seseorang yang tampaknya sudah dapat mengisi kekosongan hatimu, aku menebak-nebak dan karena teka-teki itulah aku menjadi terluka. seharusnya tak perlu ku ketahui rasa keingintahuanku. tak perlu lagi ku cari-cari kabarmu dari sudut dunia maya itu, tempat segala kemesraan bisa terjalin yang tak ku tahu apakah itu nyata atau hanya drama belaka.
All about my belove person
baiklah kali ini saya, akan berbagi cerita tentang orang-orang
disekeliling saya yang saya sayangi. yang pertama dan tidak akan
terlupakan pasti hanyalah Allah SWT. serta nabi Muhammad SAW. dan yang
didunia pastinya Keluarga terutama Ibuku. karna ibuku adalah segalanya
dan alasan ku tetap untuk berjuang dan bekerja keras untuk selalu
membanggakan dan membahagiakannya
yang kedua adalah nenekku, karna nenek ku dari kecil
selalu ada disaat orang tuaku sedang sibuk mencari uang, nenek lah yang
mengasuhku dan banyak meluangkan waktu untukku. sekarang nenekku sudah
tua dan sakit-sakitan aku berharap tuhan memberi kesehatan dan
memanjangkan umur nenekku agar aku dapat membahagiakannya dan membuatnya
bangga. nenekku emang sering
Love my mom |
Kota Kelahiranku, LAHAT
Lahat adalah nama sebuah kabupaten di Propinsi Sumatera Selatan. Berjarak sekitar 276 km dari Palembang. Dulu kabupaten ini sangatlah luas sekarang sudah dipecah lagi menjadi beberapa Kabupaten pemekaran, diantaranya Kabupaten Pagar Alam dan Empat Lawang.
Tulisanku
kali ini bermaksud untuk mengenang kota kelahiranku serta tempat
tinggal semua keluarga besarku yang ada di kota lahat. karena saat ini
aku sedang menempuh pendidikan di luar kota tepatnya di Kota Bengkulu.
saat ini aku masih semester II di Akademi armasi Bengkulu, aku sangat
merindukan kota tercintaku ini, mulai dari makanan khas nya, orang-orang
nya, serta adat-adatnya yang sangat aku Rindukan.
Tentang Kamu dan Rasaku
Insiden semalam cukup membuatku terpukul, sebenarnya hanya peristiwa
sederhana. semoga ini bukan pertanda bahwa kamu bukan lagi pria yang ku
kenal. aku belum tahu apakah semua perubahanmu hanya karna kamu telah
bosan, atau kau telah menemukan wanita lain yang bisa membuatmu nyaman
dan utuh.
aku hanya bisa diam, dan mengamatimu dari kejauhan, setelah pertemuan kita yang terakhir dulu, telah menjadi alasanku untuk sedih setiap melewati hari-hari. kita jarang bertemu dan tentu kau tahu jarak kita yang sangat jauh membuat aku dan kamu jarang-jarang bertatap muka ataupun bertegur sapa untuk melewati hari-hari sebelum dimana kita berpisah.selama ini aku selalu mencoba untuk tak bicara, aku mencoba menerima bahwa sekarang kita tak lagi sama. perbedaan itu semakin terasa semenjak kau mulai bercerita tentang wanita-wanita berjilbab yang mencuri perhatianmu sekarang. dan aku bukanlah apa-apa lagi saat itu kamu tak tahu betapa saat itu aku sangat terpukul, dan aku tak tahu kau artikan apa kebersamaan kita selama ini. apa kamu memberi sinyal agar aku harus menjauh dan tak lagi berharap kita bisa sedekat dulu lagi ?.
gara-gara menulis ini, aku mengingat kembali awa perkenalan kita yang manis, yang melupakan jauhnya jarak dan perbedaan ya aku tahu ini semua salahku. setiap mengingat ini, rasanya aku ingin sekali untuk menangis sepuas-puasnya. ku ingat lagi masa-masa itu, saat kamu datang jauh-jauh dari rumahmu dengan berjalan kaki demi menemaniku untuk menyelesaikan tugas seni budayaku.
kali ini aku merasa kau semakin jauh, aku tahu kamupun tak ingin munafik, seorang pria muslim pasti ingin menjadi Iman untuk wanita yang sholat berjamaah bersamanya, memimpin sholat berjamaah dengan buah hati mereka, dan kamu tentu ingin naik haji bersama dengan seorang wanita yang sangat kau sayangi. dan aku tahu itu, sebagai wanita yang pernah hadir dan hanya menjadi bayang-bayang masa lalumu, aku hanya bisa berharap semoga kau selalu bahagia meskipun suatu saat nanti kita benar-benar tak akan pernah bersatu.
(dari perempuan yang selama ini kau anggap, adik)
aku hanya bisa diam, dan mengamatimu dari kejauhan, setelah pertemuan kita yang terakhir dulu, telah menjadi alasanku untuk sedih setiap melewati hari-hari. kita jarang bertemu dan tentu kau tahu jarak kita yang sangat jauh membuat aku dan kamu jarang-jarang bertatap muka ataupun bertegur sapa untuk melewati hari-hari sebelum dimana kita berpisah.selama ini aku selalu mencoba untuk tak bicara, aku mencoba menerima bahwa sekarang kita tak lagi sama. perbedaan itu semakin terasa semenjak kau mulai bercerita tentang wanita-wanita berjilbab yang mencuri perhatianmu sekarang. dan aku bukanlah apa-apa lagi saat itu kamu tak tahu betapa saat itu aku sangat terpukul, dan aku tak tahu kau artikan apa kebersamaan kita selama ini. apa kamu memberi sinyal agar aku harus menjauh dan tak lagi berharap kita bisa sedekat dulu lagi ?.
gara-gara menulis ini, aku mengingat kembali awa perkenalan kita yang manis, yang melupakan jauhnya jarak dan perbedaan ya aku tahu ini semua salahku. setiap mengingat ini, rasanya aku ingin sekali untuk menangis sepuas-puasnya. ku ingat lagi masa-masa itu, saat kamu datang jauh-jauh dari rumahmu dengan berjalan kaki demi menemaniku untuk menyelesaikan tugas seni budayaku.
kali ini aku merasa kau semakin jauh, aku tahu kamupun tak ingin munafik, seorang pria muslim pasti ingin menjadi Iman untuk wanita yang sholat berjamaah bersamanya, memimpin sholat berjamaah dengan buah hati mereka, dan kamu tentu ingin naik haji bersama dengan seorang wanita yang sangat kau sayangi. dan aku tahu itu, sebagai wanita yang pernah hadir dan hanya menjadi bayang-bayang masa lalumu, aku hanya bisa berharap semoga kau selalu bahagia meskipun suatu saat nanti kita benar-benar tak akan pernah bersatu.
(dari perempuan yang selama ini kau anggap, adik)
Empat Minggu Setelah Kepergianmu
Aku
tak pernah sesedih ini. Kukira waktu yangg kubutuhkan untuk melupakanmu juga tak
sepanjang ini. Aku salah besar, Hari-hari yang ku lalui,bersama dng usaha Untuk
melupakanmu ternyata tak menemukan titik temu, kamu masih jadi segalanya, masih
berdiam dalam kepala, masih jadi yg paling penting dalam hati. Maaf, jika
segala kejujuran ku terdengar bodoh. Sebentar lagi kamu pasti berkata bahwa
sikapku berlebihan. Seandainya sekarang aku berada disampingmu, akan
kuceritakan sebuah kisah tentang melupakanmu dan mengikhlaskan, sungguh dua hal
itu bukan hal mudah. Empat minggu harusnya waktu yang sangat cukup untuk
menghilangkan perasaan, namun ternyata aku tak termasuk dalam pernyataan itu.
Hari berganti minggu dan sosokmu masih jadi penunggu, menyergap perhatianku,
menguji imanku, dan merontokan kepercayaanku. Tubuhku dingin dan menggigil saat
menghadapi perpisahan. Belum kutemukan bisikan lembut, selembut ketika kamu
berbisik tentang cinta, Mimpi, dan harapan-harapan yang dulu ingin kita wujudkan
berdua. Sekali lagi aku katakan, melupakanmu tak akan pernah mudah. Merelakan
yg pernah ada menjadi tidak ada adalah kerumitan yg belum tentu kau tau
rasanya. Aku menulis ini saat aku terlalu lelah di hajar kenangan. Mengapa
diotakku kau tak pernah hilang, bahkan sedetik saja? Aku tak tau harus diberi
nama apa kedekatan kita dulu. Aku tak mengerti mengapa aku yang tak mudah
tergoda malah begitu saja terjebak dalam perhatian dan tindakanmu yg berbeda.
Kamu sangat luar biasa dimataku dulu dan sekarang tetap sama. Dan aku masih
menangisi juga menyesali yang sempat terjadi. Bertanya-tanya dalam hati,
mengapa semua harus berakhir sesakit ini? Apa tujuanmu menyakitiku jika dulu
kita pernah menjadi belahan jiwa yg tidak mau saling melepaskan? Aku tak tau sedang
berbuat apa kamu disana. Semua jadi
begitu berbeda. Perbedaan yg berulang kali berusaha kupahami, namun tak kunjung
kumengerti. Bisa kah kau membantu untuk memudahkan segalanya? Agar aku bisa
menerima, bisa mengikhlaskan, bisa merelakan dng sangat gampang. Benarkah ini semua hanya
kebohonganmu? Betulkah kebersamaan kita hanya kau anggap sebagai permainan ?
mengapa aku trlalu bodoh membaca hal itu dri awal? Apa karna kau terlalu
berkilau, hingga mataku terlanjur buta dan telingaku seketika tuli, jadi yg
kulihat dan yg kudengar hanya bisikan harapan yg sebenarnya sungguh bukanlah
kenyataan. Berhenti menyiksaku dng segala macam rindu dan kenangan, atau
mungkin aku yg menyiksa diriku sendiri karna tak mampu melupakanmu? Ah,
sudahlah, aku Cuma ingin memberitahumu, kita sudah empat minggu berpisah dan
berjalan sendiri-sendiri. Jadi apa kabar kamu sekarang? Apakah kamu masih
semanis dulu? Ataukah kamu yg sekarang adalah kamu yg tanpa topeng? Kamu yg
trnyata jauh berbeda dari yg kukira? Aku benci harus mengakui ini bahwa aku
masih mencintaimu walaupun hanya untuk menenangkanku dan berkata bahwa
segalanya akan baik-baik saja.
Sabtu, 15 Maret 2014
Manfaat membaca Al-qur'an
Assalamulaikum.. semuanya kali ini saya mau posting tentang manfaat membaca Al-qur'an ni, Al Quran sebagai wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Baginda
Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi pedoman bagi setiap umat manusia
sebagai pedoman hidup guna menunjukkan kepada jalan kebaikan dan
kebenaran, mengingatkan manusia agar berpegang teguh pada Al Quran untuk
selamat di Dunia dan Akhirat. Jika suatu buku memiliki suatu
nilai manfaat dari setiap isinya, maka alquran banyak memiliki manfaat
dan menjadi tuntunan hidup atau pegangan manusia dalam hidup didunia. Bahkan Al Quran memiliki keistimewaan bagi setiap orang yang membacanya, bahkan dalam sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :
Langganan:
Postingan (Atom)