Sabtu, 19 September 2015

kamu yang ku tunggu

          kamu adalah sesuatu yang terlalu panjang untuk selalu aku deskripsikan. kamu adalah sosok yang hadir ketika aku berusaha untuk melupakan seseorang. kamu tiba-tiba yang hadir dalam hidupku, yang menjelma menjadi seorang pria sederhana yang cara bicaranya begitu renyah. ya, kamu lah sosok itu. pria yang hadir dalam dingin nya malam-malamku, pria yang hadir dalam gelapnya malamku, dan pria yang tiba-tiba muncul dari rinai hujan. saat itu semesta sedang berkonspirasi untuk mempertemukan kamu dan aku. kamu adalah pria yang mengerti leluconku, pria yang begitu menghargai isi otakku, pria yang mengerti imajinasiku, pria yang memahami apa mauku, pria yang mencoba mengalah untukku, pria yang segala dia lakukan selalu berhasil buatku bahagia. kini kamu adalah duniaku. dan duniaku pun benar-benar berbeda saat harus menjalani hari-hari tanpamu untuk beberapa waktu.

Bertahan ?



ini tentang perasaan saya kepada seseorang. Dia (mungkin) mengira saya adalah "robot" yang tidak memiliki perasaan dan tidak dapat merasakan sakit, sehingga dia bisa mengabaikan saya sesering yang dia suka. Saya selalu memberi perhatian terbaik yang bisa saya berikan, sesering mungkin saya mengingatkan dia agar tidak telat makan, dan sesabar mungkin saya mendengar semua cerita dan permasalahannya. Sayangnya, usaha terbaik saya lebih sering mendapat pengabaian, kadang dia merespon tapi respon itu tidak dia berikan dengan sungguh-sungguh. Respon itu malah terlihat seperti penghiburaan untuk seorang "robot" yang telah kelelahan dan kebingungan.

6 bulan terakhir ini, saya tidak mengerti, apakah semua yang saya lakukan untuk dia adalah hal yang sia-sia atau tidak? Saya tidak mengerti, apakah benih baik yang saya tabur telah siap menuai kebaikan yang saya harapkan atau tidak menghasilkan sama sekali.