Aku
tak pernah sesedih ini. Kukira waktu yangg kubutuhkan untuk melupakanmu juga tak
sepanjang ini. Aku salah besar, Hari-hari yang ku lalui,bersama dng usaha Untuk
melupakanmu ternyata tak menemukan titik temu, kamu masih jadi segalanya, masih
berdiam dalam kepala, masih jadi yg paling penting dalam hati. Maaf, jika
segala kejujuran ku terdengar bodoh. Sebentar lagi kamu pasti berkata bahwa
sikapku berlebihan. Seandainya sekarang aku berada disampingmu, akan
kuceritakan sebuah kisah tentang melupakanmu dan mengikhlaskan, sungguh dua hal
itu bukan hal mudah. Empat minggu harusnya waktu yang sangat cukup untuk
menghilangkan perasaan, namun ternyata aku tak termasuk dalam pernyataan itu.
Hari berganti minggu dan sosokmu masih jadi penunggu, menyergap perhatianku,
menguji imanku, dan merontokan kepercayaanku. Tubuhku dingin dan menggigil saat
menghadapi perpisahan. Belum kutemukan bisikan lembut, selembut ketika kamu
berbisik tentang cinta, Mimpi, dan harapan-harapan yang dulu ingin kita wujudkan
berdua. Sekali lagi aku katakan, melupakanmu tak akan pernah mudah. Merelakan
yg pernah ada menjadi tidak ada adalah kerumitan yg belum tentu kau tau
rasanya. Aku menulis ini saat aku terlalu lelah di hajar kenangan. Mengapa
diotakku kau tak pernah hilang, bahkan sedetik saja? Aku tak tau harus diberi
nama apa kedekatan kita dulu. Aku tak mengerti mengapa aku yang tak mudah
tergoda malah begitu saja terjebak dalam perhatian dan tindakanmu yg berbeda.
Kamu sangat luar biasa dimataku dulu dan sekarang tetap sama. Dan aku masih
menangisi juga menyesali yang sempat terjadi. Bertanya-tanya dalam hati,
mengapa semua harus berakhir sesakit ini? Apa tujuanmu menyakitiku jika dulu
kita pernah menjadi belahan jiwa yg tidak mau saling melepaskan? Aku tak tau sedang
berbuat apa kamu disana. Semua jadi
begitu berbeda. Perbedaan yg berulang kali berusaha kupahami, namun tak kunjung
kumengerti. Bisa kah kau membantu untuk memudahkan segalanya? Agar aku bisa
menerima, bisa mengikhlaskan, bisa merelakan dng sangat gampang. Benarkah ini semua hanya
kebohonganmu? Betulkah kebersamaan kita hanya kau anggap sebagai permainan ?
mengapa aku trlalu bodoh membaca hal itu dri awal? Apa karna kau terlalu
berkilau, hingga mataku terlanjur buta dan telingaku seketika tuli, jadi yg
kulihat dan yg kudengar hanya bisikan harapan yg sebenarnya sungguh bukanlah
kenyataan. Berhenti menyiksaku dng segala macam rindu dan kenangan, atau
mungkin aku yg menyiksa diriku sendiri karna tak mampu melupakanmu? Ah,
sudahlah, aku Cuma ingin memberitahumu, kita sudah empat minggu berpisah dan
berjalan sendiri-sendiri. Jadi apa kabar kamu sekarang? Apakah kamu masih
semanis dulu? Ataukah kamu yg sekarang adalah kamu yg tanpa topeng? Kamu yg
trnyata jauh berbeda dari yg kukira? Aku benci harus mengakui ini bahwa aku
masih mencintaimu walaupun hanya untuk menenangkanku dan berkata bahwa
segalanya akan baik-baik saja.
oi nak mancing ap kw t hahahh
BalasHapusnak nyebur ke lematang haha
BalasHapuskelebay yang ini -_-
BalasHapussiiip
BalasHapusyang sabar toh nduk haha
BalasHapus