Senin, 28 Desember 2015

part of my life

Sehari setelah kamu pergi, aku merasa duniaku tidak lagi berotasi dengan normal. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa menatap senyummu, tanpa melihat sosokmu, tanpa membaca pesan singkatmu, dan tanpa mendengar suaramu. Hari-hari yang aku lewati tanpamu adalah hari-hari penuh ketakutan. Dalam hati, aku berharap kamu pulang.
Setelah lima bulan kepergianmu, aku menyadari bahwa selama ini hari-hari yang berjalan terlihat semakin menakutkan. Aku sudah melupakan rasa sakitnya karena merindu saat pertama kali kamu tinggalkan, tapi setiap kali mengingatmu— perlahan air mataku jatuh tidak terkendali. 
Kepergianmu yang tiba-tiba adalah kiamat kecil bagiku. Tahukah kamu rasanya menjadi seorang perempuan yang setiap hari menatap ponselnya hanya untuk menunggu chat-mu? Tahukah kamu rasanya jadi seseorang yang diam-diam memperhatikan seluruh sosial mediamu hanya untuk mengobati perih dan sakitnya rindu? Tahukah kamu betapa menderitanya jadi seorang gadis yang hanya bisa berprasangka, hanya bisa mengira, hanya bisa menerka bagaimana perasaanmu padaku selama ini?
Aku masih menanti, kamu akan memperlakukanku sehangat kemarin. Dan kita tertawa, bercanda, memeluk awan, meraih bintang, menari bahagia di permukaan bumi ini. Aku masih menunggu, hari-hari saat kamu kembali. Dan aku bisa rasakan hangatnya pelukmu yang  pernah menjadi mimpi kecilku, bisa aku rasakan suaramu ketika kamu berbisik di telingaku, bisa aku rasakan denyut jantungmu ketika peluk kita begitu erat hingga sulit dilepaskan, bisa aku rasakan rapatnya jemarimu ketika memegang jemariku, dan aku bersumpah demi apapun tidak akan melepaskanmu.



 
Love and miss you more my end and my future husband.
dari wanitamu yang tak pernah lelah menunggumu pulang

Refki Putra & Rika Aprianti
  14 Desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar